Download lagu Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru Mp3

Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru

Uploader: Abu Moaz

Duration: 8 Menit 38.00 detik

Fast Download



Klik kanan dan open LINK new Tab setelah proses convert selesai
Apabila tampil halaman iklan, tutup halaman tersebut Lalu klik kembali Tombol DOWNLOAD MP3/MP4

Deskripsi:

Title: Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru
Contributing Artist: Abu Moaz
Album: Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru - Single
Date: 17 May 2015
Duration: 8 Menit 38.00 detik
Type of file: Audio MP3 (.mp3)
Audio Summary: mp3, 44100 Hz, stereo, s16p, 128 kb/s

Ada 4 Koreksi Untuk MC:
1. MC menyebutkan, "PERINGATAN NUZULUL QUR'AN", semestinya adalah Peringatan Isra Mi'raj.
2. MC menyebutkan, "TAHUN 1416 HIJRIYAH", semestinya adalah tahun 1436 Hijriyah, karena tahun 1416 H adalah bertepatan dengan tahun 1995 M, bukan 2015 M.
3. MC menyebutkan, "HARI JUMAT TANGGAL 16 MEI 2015". Padahal 16 Mei itu hari Sabtu, sedangkan Jum'at itu tanggal 15 Mei 2015.
4. MC menyebutkan, "AKAN DIBACAKAN DENGAN LANGGAM NUSANTARA". Pertanyaannya, apakah Nusantara itu adalah Jawa, sehingga langgam yang dibawakan adalah LANGGAM KAWIH JAWA?

Syeikh Ali Bashfar memberikan kritik dan catatan terkait video muratal dengan lagu Dandanggulo Macapat Jawa tersebut yang dibacakan oleh Muhammad Yaser Arafat sebagai berikut:
- Kesalahan tajwid; dimana panjang mad-nya dipaksakan mengikuti kebutuhan lagu.
- Kesalahan lahjah (logat). Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan menggunakan lahjah Arab, sebagaimana orang Arab membacanya. Dalam hadist disebutkan: “Iqra’ul qur’aana biluhuunil ‘Arobi wa ashwaatiha”.
- Kesalahan takalluf, yakni memaksakan untuk meniru lagu yang tidak lazim dalam membaca Al-Qur’an.
Yang cukup berbahaya jika ada kesalahan niat, yaitu merasa perlu menonjolkan kejawaan atau keindonesiaan atau kebangsaan dalam berinteraksi dengan al Qur’an, membangun sikap ashabiyyah dalam ber-Islam.
Dan yang paling fatal adalah jika ada maksud memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang mereka samakan dengan lagu-lagu wayang dalam suku Jawa.

KH Ahsin Sakho Muhammad menegaskan, cara membaca al-Quran merupakan hasil karya seni manusia yang dirangkum dalam Kalamullah. Hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam melainkan lahir dari seni budaya masyarakat tertentu.
“Ini adalah perpaduan yang baik antara Kalamullah dari langit yang menyatu dengan bumi yakni budaya manusia. Itu sah diperbolehkan,” kata Ahsin Sakho, Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) periode 2014, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Dar al-Tauhid Cirebon, kepada ROL, Ahad (17/5/2015).
Hanya saja, Ahsin yang doktor ilmu al-Qur’an lulusan universitas di Saudi Arabia ini melanjutkan, bacaan pada langgam budaya harus tetap mengacu seperti yang diajarkan Rasul dan para sahabatnya. Dalam hal ini, tajwid dalam hukum bacaannya. “Panjang pendeknya, mahrajnya,” kata dia.
Ahsin menjelaskan, cara membaca al-Quran yang mengacu pada langgam budaya Indonesia sangat diperbolehkan dan tidak ada dalil shahih yang melarang hal demikian. Hanya saja, dia melanjutkan, dirinya belum pernah mendengar Jawabul Jawab di dalam langgam Cina, atau pun di Indonesia.
“Tetapi jika hanya sekedar langgam Jawa, Sumatera, Sunda, Melayu, dan lainnya, itu sah saja selama memperhatikan hukum bacaan semestnya. Itu kreatifitas budayanya,” kata dia.
Ahsin lebih lanjut mengungkapkan, saat ini masyarakat Indonesia hanya mengenal satu pintu dalam mendengarkan cara melantunkan al-Quran. Seluruhnya terangkum dalam tujuh seni dalam membaca al-Quran, yakni Bayyati, Shoba, Nahawand, Hijaz, Rost, Sika, dan Jiharka.
Dalam ketujuh jenis qiraah itu terdapat tingkatan dan variasi nada yang berbeda-beda. “Sejarah cara melantunkan al-Quran ini berasal dari Iran. Banyak orang Arab yang mempelajarinya ke Parsi, Iran. Meskipun ada 40 jenis cara membaca al-Quran, tapi yang dinilai layak hanya tujuh ini,” ungkapnya.
Ahsin mengisahkan, langgam bacaan al-Quran berasal dari Iran. Kala itu, orang Makkah dan Madinah sedang membersihkan Ka’bah. Di sana ada orang Farsi yang sedang melantunkan bacaan al-Quran dengan langgam nada lagu asal negerinya.
“Ketika itu orang Makkah kemudian menerapkannya ke dalam bacaan al-Quran dan ternyata merdu didengar. Sejak saat itu pun lahirlah lagu syarqi yang bernuansa ketimuran,” kata dia.
Dalam melantunkan al-Quran, kata Ahsin, ada yang bernada sedih dan bernada gembira dalam membaca setiap surah di dalamnya. “Itu akan lebih bermakna dan bagus. Misalkan saat menjelaskan neraka ataupun surga,” ujarnya.
Download Lagu Gratis Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru di Gudang Lagu - Lagu456, Download Lagu Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru Mp3 - Lagu Terbaru. Download Lagu Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru ,Download Video Tilawah Al Quran Langgam Jawa - Peringatan Isra' Mi'raj Di Istana Negara - Konyolkah? MC-nya Keliru 3gp Mp4
Click to Install Lagu456.vip